Senin, 18 November 2013

Pendekatan Scientific

Konsep Pendekatan Scientific dalam Kurikulum 2013


Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.

Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) :
  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika/ penalaran, bukan sebatas kira-kira atau khayalan saja.
  2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa tidak menyimpang dari alur pemikiran logis.
  3. Mendorong siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan dan kesamaan dari materi pembelajaran.
  4. Menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
  5. Mendorong siswa mampu berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan serta mengaplikasikan materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Langkah – Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) :




Dan pendekatan scientific juga menyentuh 3 ranah, yaitu ; sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) Perhatikan diagram berikut.



  1. Ranah sikap mengganti transformasi substansi atau materi ajar peserta didik “tahu mengapa”.
  2. Ranah keterampilan sikap mengganti transformasi substansi atau materi ajar peserta didik “tahu bagaimana”.
  3. Ranah pengetahuan sikap mengganti transformasi substansi atau materi ajar peserta didik “tahu apa”.
  4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar